About

Minggu, 04 November 2012

Kekerasan Media Televisi


Lembaga penyiaran merupakan media komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Memiliki kebebasan dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial.
 Siaran yang dipancarluaskan menggunakan fasilitas public ini, dapat diterima dalam waktu yang bersamaan, serentak dan bebas. Akan memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan pendapat, sikap dan perilaku khalayak. Seyogyanya, lembaga penyiaran penyiaran wajib bertanggung jawab dalam menjaga nilai-nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa.
Bila dihubungkan dengan kejadian yang marak saat ini, seperti tawuran antar pelajar yang mengakibatkan korban jiwa, pelecehan seksual dan tindak kekerasan yang melanggar hukum, dilakukan oleh pelajar. Apakah ada pengaruh tontonan televisi terhadap perubahan perilaku pelajar?
Anak-anak dan pelajar adalah salah satu sasaran pasar yang produktif untuk menyajikan program siaran melalui tontonan yang saat ini lebih besar kurang memperhatikan bagaimana cara membentuk sikap yang sarat dengan nilai-nilai budaya Indonesia.
Baru-baru ini kita diakrabkan dengan pemberitaan  tentang penyerangan antar SMAN 6 dan SMAN 70 di daerah Jakarta. Akibat kejadian ini satu orang siswa meninggal dari SMAN 6. Hal ini akan mengakibatkan luka mendalam    bagi kedua orang tuanya, karena kehilangan anak kesayangan lengkap dengan segala harapan pada masa depannya. Berdasarkan kejadian tersebut tentunya menjadi banyak koreksian kegagalan pembinaan sikap mental, apakah kurang dari lingkungan tempat tinggal, sekolah atau ada pengaruh eksternal lain yang dapat mempengaruhi sikap seseorang.
Mengapa media televisi dapat mepengaruhi sikap dan perilaku khususnya pelajar?. Secara disadari atau tidak media televisi  turut mensosialisasikan tindakan kekerasan, seperti publikasi teroris yang berlebihan, tawuran yang terjadi di beberapa daerah lain dengan memperlihatkan adegan tindakan brutal bagaimana cara menghancurkan dan membakar.  Kejadian kekerasan seperti pembunuhan/bunuh diri digambarkan secara detail, sehingga membuat penonton mempelari langkah-langkah pembunuhan dengan mudah.  Ekspose palaku kejahatan yang berlebihan. Tidak salah, adanya anggapan bahwa televisi dapat mempengaruhi sikap pelajar, karena televisi merupakan sosial media yang paling akrab dan dekat di masyarakat, selain daya tariknya yang memikat.
Ibaratkan restoran padang yang menyajikan aneka makanan untuk disajikan, begitu juga televisi menyajikan apa saja dan  memuntahkannya untuk ditonton. Mulai dari kekerasan, kehidupan yang bermewah-mewah, pemberitaan yang tidak berimbang, sinetron yang sarat dengan pembodohan dan menjual mimpi, tayangan menyesatkan, reality show kacangan hingga infotainment mengadu domba.
Bahaya tontonan kekerasan pada pelajar
Fakta yang menyebabkan penyebab kejadian diatas adalah terbiasanya pelajar/generasi muda disajikan dengan tontonan kekerasan pada media televisi. Terkadang menampilkan kekerasan sebagai salah satu jalan keluar dari penyelesaian dalam masalah. Maka, akan timbul pemikiran siapa yang kuat dialah yang menang. Televisi dalam penyampaiannya lebih menyorot pada kejadian yang anarkis, aksi yang brutal untuk di tampilkan di televisi, dengan beralibi ini adalah bagaian dari jurnalistik! Ada banyak cara yang bisa dipilih media, agar lebih santun dalam mempaikan suatu program. Penggalian akar dari suatu masalah disertai dengan solusinya.
Pengaruh buruk tontonan TV pada pelajar, dimulai dari kebiasaan sedari kecil untuk mengkonsumsi TV, anak dibawah dua tahun yang dibiarkan orang tuanya menonton TV bisa mengakibatkan proses wiring, yaitu proses penyambungan antara sel-sel saraf dalam otak menjadi tidak sempurna (Wirodono, 2005). Padahal anak-anak yang menonton TV tidak selalu mempunyai pengalaman empiris sehingga gambar televisi mengeksploitasi kerja otak anak-anak karena virtualisasi televisi. JIka perilaku positif yang ditiru, tentunya ini tidak akan menjadi suatu masalah. Tetapi anehnya, perilaku negatif yang lebih menarik bagi anak-anak/pelajar. Contohnya adalah adegan anti sosial yang kadarnya lebih dari 35% berada dlm sebuah tontonan/film.
Kekerasan biasanya akan disertai pornografi, kalau kita teliti maka kedua unsur tersebut memiliki porsi besar, apalagi dalam film laga (hero) yang menjual seputar kekerasan. Selain itu dapat juga dijumpai dalam film kertun, film lepas, serial dan sinetron. Tidak luput juga pada berita, khususnya berita kriminal. Sangat jelas dan vulgar dalam menampilkan korban kekerasan. Seperti menampilkan korban kekerasan secara close-up, darah-darah yang berceceran, lho kanapa seperti ini yang mesti tampilkan?.  Kenapa bukan penyebabnya, tindakan antisipasi dan tindak lanjut untuk mengatasi kekerasan itu yang menjadi fokus pemberitaan. Bisa dibayangkan jika anak-anak dan pelajar menonton tontonan ini.
Bahaya Kekerasan pada tontonan seperti yang saya tuliskan diatas (memiliki sikap anti sosial) juga dapat akan menimbulkan perilaku agresif (agresor) pada anak-anak dan remaja meningkat. Sebuah survai pernah dilakukan Christian Science Monitor (CSM) tahun 1996 terhadap 1.209 orang tua yang memiliki anak umur 2 – 17 tahun. Terhadap pertanyaan seberapa jauh kekerasan di TV mempengaruhi anak, 56% responden menjawab amat mempengaruhi. Sisanya, 26% mempengaruhi, 5% cukup mempengaruhi, dan 11% tidak mempengaruhi.
  
Tontonan dan Culture
Proses dari sekedar menonton TV untuk dapat berubah menjadi suatu perilaku membutuhkan waktu yang cukup panjang/simultan. Menjadi permasalahan jika yang disajikan adalah padat dengan unsur kekerasan sepanjang hari, sehingga menjadi terbiasa. Bukankah biasa karna terbiasa?. Apalagi jika kondisi lingkungan mendukung. Saya ambil contoh jika kita sehari saja menonton film laga dan sinetron, yang durasinya + 3 jam. Seminggu menjadi 21 jam, sebulan 90 jam. Jika ini menjadi ‘makanan’ rutin, maka pola sikap penonton apakah “tidak apa-apa”?. Anak belajar untuk tidak menyukai dan memukul sebagai bentuk ia tidak menyukai, dan hal itu di jadikan hal yang biasa. Suka melanggar aturan, menjadi orang yang suka marah dan keinginan hidup bermewah-mewah.
Solusi yang dapat ditawarkan disini adalah sangat menarik jika kebiasaan menonton TV disertai pengawasan dari orang tua. Pengawasan bisa dimulai dari mengenal teman-teman anak, bersama-sama menonton di depan TV sekaligus memberikan penjelasan pada tontonan yang ditonton, membatasi tontonan TV dengan membuat kesepakatan bersama anak dalam batasan menonton TV. Sangat percuma jika kita batasi di rumah saja, dimana ada orang tua yang mengawasi. Bukankah tontonan dapat diakses dari mana dan kapan saja, lewat hp atau gadget yang bertebaran dan murah untuk dimiliki. Sekali lagi kepercayaan yang dibangun atas kesepakatan bersama orang tua dan anak dalam menonton tontonan dibutuhkan. Ingat,bukankah kalau orang tua sudah membuat kesepakatan dengan anak, maka orang tuapun harus memberikan contoh yang sesuai?.
Selain dari dalam diri penonton, akan lebih bijak dan arif bila lembaga penyiaran, menyiarkan program acara yang tidak saja mementingkan komersil belaka. Dengan kejadian kekerasan yang marak terjadi dikalangan pelajar, besar harapan saya lembaga penyiaran nasional dan Jambi (khususnya) dapat lebih kreatif untuk memproduksi siaran dengan memperhatikan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang merupakan turunan dari Undang-undang penyiaran. Lembaga penyiaran dapat membuat program yang memberikan wadah buat pelajar dan ruang informasi dan pendidikan yang bermutu buat generasi muda. Selain itu tak kalah penting adalah peran serta masyarakat dalam mengawasi siaran televisi, jika dalam siarannya terdapat tontonan yang merugikan dan meresahkan masyarakat dapat mengajukan keberatan terhadap program dan/atau isi siaran yang merugikan melalui Komisi Penyiaran Indonesia.
                                              Sumber : (jambiekspresnews.com/berita-677-kekerasan-di-media-televisi.html)

Solusi : setiap anak yang masih dibawah umur harus mendapat pengawasan dan pembinaan dari orang tuanya agar anak tersebut dapat terhindar dari tontonan atau acara yang kurang layak sehingga dapat menimbulkan rusaknya moral.
Khususnya untuk pemerintah,sebaiknya melakukan penyaringan atau filtrasi terhadap acara yang akan di pertontonkan kepada khalayak.
Berikan acara yang bertema positif,misalnya : acara tentang keagamaan,pendidikan,sosial budaya,berita tentang negeri kita (positif) dsb.

Menurut pendapat saya : seharusnya pemerintah menegaskan kepada tiap-tiap lembaga yang menyiarkan acara-acara/segala macam berita untuk memberikan sanksi jika dalam menyiarkan acara ataupun berita ada etika yang sangat kurang baik di pertontonkan.
Hal tersebut mungkin dapat mengurangi setidaknya sedikit  penyalahgunaan penyiaran,karena menurut saya,media televisi sangat berpengaruh besar dalam merubah etika,moral,kepribadian,budaya dan lain sebagainya.
Khususnya di negara kita sendiri (indonesia),sudah banyak generasi muda kita yang menjadi korban media televisi,akibatnya indonesia semakin banyak kehilangan  generasi penerus bangsa.
Apa ada pengaruhnya terhadap kita semua  ? 
Tentu saja ada,semakin banyak generasi muda kita yang menjadi korban media televisi yang kurang baik,tentu saja dapat merubah pola kehidupan di sekeliling kita,banyaknya tindak kejahatan,korupsi,bahkan tindak susila yang seharusnya tidak dilakukan diluar nikah.
Keadaan seperti ini tentu saja tidak kita harapkan untuk jangka panjang,dalam artian,tentu saja kita tidak membiarkan keadaan seperti ini terus menerus terjadi khusunya di negara kita ini (indonesia).
Seharusnya pemerintah di negara kita ini (indonesia),harus mengevaluasi dari segala sudut yang pada akhirnya dapat merusak moral bangsa kita ini.
Berikan channel-channel yang mempertontonkan nilai-nilai  positif sehingga generasi muda bangsa kita dapat terhindar dari tontonan yang dapat merusak moral.
Kalau bukan kita yang merubahnya ,siapa lagi ??
Kita harus kembalikan moral dan etika bangsa kita yang dulu pernah mengharumkan bangsa kita ini.

Kesimpulan : kekerasan pada media televisi yang sudah marak terjadi khususnya di negara kita ini (indonesia). Tontonan dapat merubah semua tingkah laku kita,sehingga dapat berdampak negatif bagi kita.
Kebanyakan orang indonesia cenderung lebih menyukai kebudayaan barat dibandingkan dengan kebudayaan timur.
Khususnya bagi remaja,dikalangan ini mudah sekali tergoyah moralnya,meniru kebudayaan barat yang mengakibatkan turunnya moralitas bangsa.

Selasa, 09 Oktober 2012

Jawaharlal Nehru

nih sedikit biografinya ...
bagi kalian yg tidak tahu siapa itu jawaharlal nehru,silahkan baca artikelnya disini.

Nama lengkap:
    jawaharlal nehru alias 'pandit' (pundit atau guru)
Negara:
   India
Alasan:
   pembebasan india dari kekuasaan kolonial inggris

Latar belakang:
   pendudukan inggris di india yg dimulai pada abad ke-17,dengan the 'raj' hingga puncaknya di akhir abad ke-19.perlawanan rakyat india terhadap kekuasaan kolonial mulai terfokus di awal abad ke-20 saat negara itu bersatu mengusir inggris.

Mini biografi:
   Lahir pada 14 November 1889,di Allahabad,india utara,dari sebuah keluarga kaya kasta brahmana kashmiri.

1905
    Nehru belajar di sekolah Harrow di inggris selama 2 tahun sebelum akhirnya masuk ke akademi Trinity di Universitas Cambridge,dimana dia menghabiskan waktu 3 tahun untuk meraih gelar di bidang ilmu alam.ia mendapatkan gelar pengacara setelah 2 tahun belajar di Inner Temple,London.

1912
    Nehru kembali ke india dan menjadi pengacara di pengadilan tinggi Allahabad.

1916
    Dia menikahi Kamal Kaul.anak mereka satu-satunya,Indira Priyadarshini (Indira Gandhi) juga di takdirkan untuk menjadi perdana menteri india.Nehru bertemu dengan Mahatma Gandhi untuk pertama kalinya pada rapat tahunan kongres Partai Nasional di Lucknow.  (sumber: Heroes of freedom and Humanity Book).

Jumat, 05 Oktober 2012

aplikasi animasi 3D

buat kalian yg gemar membuat film animasi 3D,tapi kalian masih bingung bagaimana sih cara membuatnya ??
nah,disini saya akan memberi link downloadnya...
http://www.blender.org/index.php?id=1262&f=http://download.blender.org/release/Blender2.64/blender-2.64-release-windows32.exe
semoga aplikasi tersebut dapat bermanfaat buat kalian yg gemar membuat film animasi 3D...  :)